Optimislah
Islam sangat menyukai umatnya meraih keberhasilan. Oleh sebab itu Nabi mendorong kita untuk bersemangat dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi agama maupun dunia kita. Hendaknya kita mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, bukan dengan kesia-siaan apalagi perbuatan maksiat. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada 2 buah nikmat yang kebanyakan orang terperdaya dengannya yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari). Dengan begitu sikap optimis merupakan perkara yang akan menunjang kesuksesan hidup seseorang, di samping rasa takut kepada Allah yang akan menjaganya dari terseret dalam arus maksiat dan kekafiran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada juga anggapan sial. Hanya saja aku merasa kagum dengan fa’l/rasa optimis.” Para sahabat bertanya, “Apakah itu fa’l?”. Beliau menjawab, “Yaitu ucapan yang baik.” (HR. Bukhari dan Muslim). Al Halimi mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa kagum terhadap sikap optimis karena dengan bertasya’um/menganggap sial maka seorang hamba telah bersangka buruk kepada Allah ta’ala tanpa ada sebab yang nyata, sedangkan dengan merasa optimis seorang hamba memiliki sangkaan baik kepada-Nya. Sementara itu orang mukmin memang diperintahkan untuk selalu bersangka baik kepada Allah dalam kondisi apapun.” (lihat Fathul Majid).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar